Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Iklan

Postingan

Novel-TAWANAN CINTA TUAN CEO-Bab 13-Senyum Sendiri-By Titisan Tinta

Karina tiba-tiba ingat kalau dirinya juga tengah melupakan omongan Kayla yang kepo tentang Luna. Sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya, dia pun berusaha untuk berhati-hati dalam bicara.

"Iya, seperti yang kamu bilang pas pagi tadi. Dia kan emang ngga ada sangkut pautnya sama loker yang ada di sini, toh emang tutup," jawab Karina seadaanya.

"Terus?"

"Dia itu adik Gue. Kebetulan pas itu emang udah sempat nanya ke Marcel apa memang masih ada divisi yang membuthkan atau tidak dan ya ternyata masih ada," lanjut Karina.

Kayla sangat antusias mendengar Karina menjelaskan bahwa itu adalah adiknya. Sampai akhirnya dia pun merasa senang karena bisa jadi dia tidak hanya berteman dengan Karina saja, tetapi juga adiknya yang bisa bersama-sama di satu meja makan ketika jam istirahat tiba.

"Divisi purchasing?" tanya Kayla mengulang pertanyaannya.

Karina hanya mengangguk tanpa mengeluarkan kata sepatah pun. Dia menyingkirkan tempat makan yang sudah dilahap habis sedari tadi.

Begitu juga dengan Kayla, dia sempat beberapa kali mengeluarkan make up miliknya untuk sekedar touch up setelah membersihkan sisa makannnya di mulut.

Saat Karina hendak membuka ponsel karena mendapat pesan dari Luna, matanya seketika tertuju pada lipstick yang selama ini menghantuinya.

Dia selalu ingin bertanya sebenarnya ada hubungan apa dengan Marcel. Sebab Karina masih selalu merasa aneh saat melihat lipstik yang memang sama persis di mobil milik Marcel.

"Kepikiran, tapi apa Gue ngga berlebihan yah kalau bilang siapa Kayla dan apa hubungannya dengan Marcel itu?" tanyanya dalam hati.

Karina akhirnya mengalihkan pandangannya ke ponselnya dan melihat sederet pesan yang sudah diterima dari Luna.

Dia memang sengaja tidak membuka pesan dari Luna saat menikmati makan siang karena merasa tidak ingin diganggu.

Saat membaca pesan itu satu persatu, ternyata Karina menemukan fakta bahwa Luna sudah berhasil diterima di perusahaan miliknya sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Marcel.

Dia pun merasa tegang karena Luna akan beangkat dua hari lagi sembari menunggu divisi purchasing menyiapkan space atau ruang kerja untuknya.

"Gila nih bener-bener gila!" ucapnya sambil memegang kepalanya.

"Kalau misal dia satu tempat kerja bareng Gue, pasti ada aja masalah yang mungkin bisa terjadi. Entah dalam waktu dekat atau beberapa bulan lagi," ucapnya dalam hati.

Sambil melamun, Karina tiba-tiba kepikiran bahwa dirinya pun tidak tahu dimana divisi purchasing berada. Selama dia bekerja di perusahaan Marcel, sangat sedikit interaksi bersama rekan kerjanya sebab ruang kerjanya satu ruangan dengan Marcel.

"Eh, memangnya divisi Purchasing itu di mana?" tanya Karina menganggetkan Kayla yang sedang touch up bedak padat.

Sambil melirik ke arah Karina, Kayla berusaha untuk menanggapi dengan baik. "Purchasing itu ada di lantai satu. Dekat dengan gudang, tapi itu bukan gudang utama yah karena gudang utama dengan kantor ini terpisah," jawab Kayla dengan santai.

"Oh, jadi emang Luna ngga perlu naik lift ya gak kek Gue yang kudu diburu waktu buat masuk ke ruangan atau kalau misal telat satu menit aja udah di briefing tuh sama si Marcel," ungkap Karina sedikit berkeluh kesah.

"Hah? Jadi, Kak Marcel ini memang bertingkah seperti itu ke Karina?" tanya Kayla sedikit tertawa kecil.

Karina langsung mengubah ekspresinya dan berusaha untuk melengos ke arah lain agar tidak ditertawai oleh Kayla.

Dia merasa ucapannya terlalu spontan sampai membuat Kayla tertawa hanya karena mengucapkan Marcel yang bertingkah aneh.

"Kak Marcel itu dulu gak kaya gitu deh. Dia tuh tipe yang tegas tapi ngga pernah tuh ada aturan telat satu menit di hukum.

Lagian banyak juga kok bawahannya yang telat lima atau sepuluh menit dan ngga mendapat hukuman apa pun.

Tapi, ini kok aneh yah sama Kak Karina, hayo loh ada apa nih?" ledek Kayla sambil tertawa.

"Ish! Mana ada lah!" cibir Karina sedikit mengelak.

"Dia kan Cuma atasan dan ngga lebih dari itu, jadi ya bagaimana pun ngga ada masalah juga. Memangnya kenapa sih kok Lo seakan menganggap ini lucu?" tanya Karina.

Kayla berdeham sambil menutup bedak padat miliknya. DIa pun menaruh brush make up ke tempatnya sambil menyiapkan kalimat untuk menjawab pertanyaan dari Karina.

"Kak Marcel sedari dulu tuh orangnya baik tapi tegas. Kalau di rumah pun dia memang sering marahin gue sih tapi selalu ada hal yang lucu.

Tapi, biasanya tingkahnya dia yang kaya gitu tuh cuma ke beberapa orang aja deh, atau memang jangan-jangan Kak Karina ini spesial buat Kak Marcel?" tanya Kayla sambil menujuk ke arah Karina dibarengi ledekan kecil yang membuat dirinya tertawa.

Mendengar pernyataan itu, Karina jadi semakin penasaran karena Kayla mengatakan bahwa dirinya pernah serumah.

Pikirannya pun kembali tak bisa dibendung memikirkan apakah Kayla ini adalah istri dari Marcel atau bukan. Sebab selama dirinya pindah dari sekolahnya dulu, dia memang sempat lost contact dengan beberapa teman sekolahnya termasuk Marcel.

Masih melihat Kayla tertawa kepadanya, kini Karina ingin berusaha memberanikan diri menanyakan hubungan antara Kayla dan Marcel.

"Memangnya Lo sama Marcel itu ada hubungan apa kok satu rumah?" tanya Karina berusaha untuk tidak terlihat serius dalam bertanya.

Dia pun sambil memainkan ponselnya agar terlihat sibuk dan tidak terlalu menjadi pertanyaan yang berat.

"Hahaha Kak Karina ini! Gue sama Kak Marcel itu ya adik kakak kandung. Itu kenapa Gue tuh paham banget sama Kak Marcel kalo urusan cewek tuh!" jawab Kayla sambil tertawa dan menggoda Karina dengan wajahnya yang dibuat-buat.

"Akhirnya ya Tuhan!" jawab Karina sambil sedikit melotot.

Entah kenapa Karina merasa lega ketika Kayla mengatakan bahwa dirinya hanya adik kandung Marcel selama ini.

"Jadi, emang benar kalau lipstik yang ada di mobil Marcel itu milik Kayla. Pantes! Ini jawaban yang Gue cari selama ini," imbuhnya dalam hati.

Dia pun langsung mengajak Kayla untuk masuk kembali ke ruangan kerja meskipun Karina meminta izin untuk ditinggal karena harus ke toilet lebih dulu.

Saat dirinya sudah keluar dari toilet dan melihat meja tempatnya makan siang kosong, dia pun langsung mengelus dadanya.

"Huh! Untungnya Kayla ini nurut banget, hampir saja Gue ketahuan," ucapnya sambil berbalik ke pintu keluar space makan siang kantor.

Selama di perjalanan itu, Karina terus mengingat perkataan dari Kayla yang mengatakan bahwa gadis itu hanyalah adik kandungnya.

Sejak saat itu Karina senyum-senyum sendiri saat berjalan menuju ke ruang kerja miliknya. Entah apa yang dipikirkan oleh Karina, apakah memang dia sudah mulai jatuh cinta kembali ke Marcel seperti waktu sekolah dulu?
















Posting Komentar