Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Iklan

Novel Suami 500 Juta - Bab 6 - Valen Ash

Senyuman bahagia terukir jelas di wajah Alfi, ia telah menunggu hal ini sejak lama, jauh sebelum ia menikah dengan seorang wanita yang tidak pernah ia cintai. Namun, masih ada beberapa hal yang mengganjal, seorang Narada adalah orang yang penuh dengan pertimbangan, jawaban ini seperti menyisakan banyak pertanyaan. Sebenarnya apa yang sedang ia sembunyikan? Apakah ada alasan lain kenapa dengan mudah seorang Narada mengiyakan penawarannya? Alfi pun bukan pria bodoh, ia mencintai dan pasti memahami wanita yang ia sayangi. Tubuhnya tiba-tiba menegak, menjauhi pinggiran meja yang tadi menumpu sebagian tubuhnya untuk bersandar, pria itu mendekati Narada dengan ekspresi yang sulit di tebak.

Dia adalah seorang pemimpin perusahaan, sudah sewajarnya bertindak dengan penuh pertimbangan dan strategi, bahkan terlatih untuk mempelajari karakter seseorang.Narada melangkahkan kakinya mundur satu langkah, ketika mata pria itu seperti menghakiminya dan tubuhnya semakin mendekat. Dia tak pernah menyangka jika Alfi adalah seorang pria yang sangat berwibawa, tampan dan dewasa.Melihat Narada mundur seolah ingin membuat jarak, pria itu menghentikan langkahnya.

"Aku berharap kamu tidak akan menyesal dengan ucapanmu barusan. Aku tidak akan pernah melepaskan apa yang sudah menjadi milikku. Jika kamu ingin pergi dan menyesali ucapanmu, kamu masih bisa pergi dari sini!" Alfi mencoba memastikan ucapan Narada.

Akankah kaki mungil Narada melangkahkan kakinya untuk menjauh atau dia tetap bertahan?Sebenarnya keraguan itu sudah datang sejak awal di dalam diri Narada, bahkan ia sempat menyesali jawabannya sendiri. Tapi, ia mengingat kedua adiknya, ucapan tante Frederika dan mengingat rumah peninggalan keluarganya. Jika ada pilihan lain, mungkin ia tidak akan memilih hal ini, jujur ia sendiri tidak akan tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Resiko apa yang ia akan tanggung, Narada hanya berfikir setelah jawabannya kali ini, tentu uang lima ratus juta akan ada di tangannya dan rumah peninggalan orang tuanya akan selamat, begitu juga dengan kehidupan adik-adiknya nanti.

"Aku tidak akan menarik ucapanku, aku tidak akan menyesalinya. Ayo kita menikah! Aku hanya ingin kamu mengijinkan aku membawa kedua adikku saat kita berdua menikah dan memberiku uang lima ratus juta. Itu saja!" Alfi merasa memang ada sesuatu yang sedang terjadi dengan Narada saat ini.

Pria itu berbalik menuju ke meja kerjanya sambil berkata, "Baiklah, sesuai janjiku. Aku akan memberikanmu lima ratus juta saat ini juga." Alfi mengeluarkan koper kecil dari dalam almari besinya. Kemudian ia meletakkan koper itu di atas meja, sebelum ia membukanya, pria itu menghidupkan laptop dan mengedit isi kontrak menjadi surat perjanjian pranikah, ia memastikan bahwa di dalam surat perjanjian itu Narada tidak akan pernah bisa meninggalkannya. Setelah surat perjanjian pranikah itu di cetak, Alfi memberikan bersama sebuah pena ke depan Narada.

"Tanda tangani surat perjanjian pranikah ini, kamu bisa menambahkan keinginanmu di kolom yang kosong. Setelah kamu menandatanganinya, uang lima ratus juta ini akan aku serahkan padamu!" Pria tampan itu membuka kopernya dan memperlihatkan berapa banyak uanglima ratus juta. Tak ada lagi yang bisa dipertimbangkan, ia sudah menyetujui untuk menikah. Nasib adik-adiknya juga ada ditangannya sekarang, Narada maju beberapa langkah, mengambil pena lalu mengisi kolom yang kosong untuk mengijinkannya membawa kedua adiknya setelah menikah dan memberikan kehidupan yang layak untuknya dengan kedua adiknya. Ia memberikan sebuah peringatan, jika pria itu sampai menyakiti kedua adiknya atau bahkan memberikan perlakukan buruk, wanita itu akan pergi meninggalkannya. Setelah semua keinginan Narada tertulis di kolom yang kosong, wanita cantik ini membubuhkan tanda tangan di bawah keterangan pihak kedua. Pria itu tersenyum dengan penuh kebahagiaan, ia tidak menyangka jika Narada akan benar-benar menjadi istrinya. Alfi pun menandatangani sebagai pihak pertama, ia memahami sepertinya adik-adiknya adalah orang yang berharga bagi Narada, karena di kolom yang kosong dia menjamin kehidupan adik-adiknya agar selalu bahagia setelah Narada menikah dengannya. "Kita sudah sepakat, kita akan menikah tiga hari lagi. Kamu tak perlu khawatir karena semuanya akan aku siapkan, kamu hanya perlu membawa diri untuk mencoba pakaian pengantin dan juga cincin. Kamu bisa membawa kopernya setelah acara selesai, lima ratus juta ini sudah menjadi milikmu!" Ucapan Alfi seperti petir yang menyambar, ada perasaan lega di hati Narada tapi ada perasaan takut yang menyelimutinya. Ia sadar telah menukar kehidupan cintanya dengan uang lima ratus juta, rasanya ingin menangis, ia sudah tidak bisa menelan ludahnya sendiri dan memutar waktu. Dengan ekpresi datar, tangan kanannya menarik koper di meja lalu menyingkirkannya di tempat lain. Masih ada yang harus diselesaikan oleh wanita ini yaitu pesta peluncuran produk. Pria itu kembali berjalan mendekat setelah Narada kembali berdiri, bola mata mereka bertemu lagi dengan ekspresi wajah yang sama-sama sulit ditebak. Senyuman kecil tersungging dari bibir Alfi memancarkan aura pemimpin perusahaan yang tak tertandingi. Pria itu menyodorkan tangan kanannya, memberikan sebuah kode keras untuk seorang wanita menggenggamnya. Lantas Narada pun menyambutnya walaupun senyuman sama sekali tak tersemat di wajahnya. Alfi memuja kecantikannya dalam hati, ia bersumpah tak akan pernah melepaskannya kali ini. Walaupun masih banyak hal yang disembunyikan wanita ini, tapi dia berjanji akan menjaganya sampai mati. Narada tampak gelisah, berjalan disebelah Alfi tidak sama seperti dulu ketika mereka menjadi teman dalam satu kampus. Banyak sekali pasang mata yang memperhatikan mereka bahkan mungkin sudah sejak tadi mereka bergunjing di dalam hati dan menanyakan, siapa wanita yang ada di samping Alfi? Narada memilih menghiraukan mereka, terus berjalan ke depan sembari memegang lengan pria yang sekarang sudah berganti status menjadi calon suaminya. Di tengah pesta dansa tampak sepasang suami-istri mengenakan dress merah dengan kilap berwarna kuning yang terlihat begitu mewah, kemudian berdiri di sampingnya seorang pria berkaos hitam dan mengenakan dasi yang senada. Mereka berdua tersenyum menyambut mereka berdua. "Selamat malam Pak Alfi, halo Narada. Benar kata Leri kamu memang sangat serasi dengan Pak Alfi." Pujian dari Hernanta yang merupakan ayah dari sahabatnya, membuat Narada semakin canggung berada disebelah Alfi. Alfi mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Hernanta.

"Sebenarnya Narada ini siapanya bapak dan ibu?" tanya pria tampan itu ingin mencari tahu.

"Dia anak dari sahabat kami, maafkan kami karena seharusnya pertemuan ini untuk Leri tapi tiba-tiba berganti dengan Narada. Dia juga anak yang sangat baik, saya harap Pak Alfi bisa menerimanya," jelas Margareta yang merupakan ibu dari Leri sahabatnya sambil membelai pipi Narada yang sekarang berada dihadapannya.

"Sungguh sangat kebetulan, dia adalah wanita yang pernah saya cintai sejak kuliah. Saya sangat bahagia karena dia menerima untuk menikah dengan saya tanpa kontrak." Pernyataannya kali ini membuat Narada menoleh ke arah Alfi, ia menyadari bahwa pria ini benar-benar jatuh cinta padanya. Ia tidak mengerti mengapa hatinya tidak goyah padahal ucapannya waktu itu jelas menyakiti perasaannya.

"Maaf, apa maksud Pak Alfi dengan 'Menikah tanpa Kontrak'?" Raut wajah Margareta penuh dengan tanda tanya, begitu juga dengan Hernanta. Mereka tampak bingung mendengarkan hal ini. Wajah Alfi memperlihatkan senyuman, ia menoleh ke arah calon istrinya.

"Saya ingin menikah dengan Narada tanpa kontrak satu tahun seperti yang saya tawarkan kepada Leri. Saya ingin menikah dengannya untuk waktu yang lama, saya berharap selamanya. Apakah keputusan ini membuat Bapak dan Ibu keberatan?" Margareta dan Hernanta saling melihat, wajah bahagia tampak hadir diantara mereka. Tiba-tiba air mata Margareta menetes. "Saya dan Pak Hernanta tidak keberatan, semua keputusan saya serahkan kepada Narada. Dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya, mungkin inilah hadiah terbaik untuknya." Mendengar keterangan dari Margareta membuat Alfi terkejut dan menoleh ke arah Narada.Narada hanya bisa terdiam tanpa menanggapi tatapan mata pria itu seperti memberinya pertanyaan perihal kematian orang tuanya. Ini bukan topik yang tepat di pesta ramai seperti ini, hal yang sangat sensitif akan membuat air matanya jatuh dan membuat make upyang sudah menempel di wajahnya luntur seketika. Tiba-tiba saja suara menggelegar terdengar dari arah panggung.

"Selamat datang para hadirin yang terhormat, hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi perusahaan Pak Alfi untuk peluncuran produk terbarunya di dunia Fashion. Mari kita nikmati peragaan busana dari Alfiproduction, Leadies, silahkan masuk! " Musik rancak menghiasi suasana ballroom, semua orang menikmati penampilan model berkelas milik Alfiproduction. Termasuk Narada dan Alfi yang sudah berbalik arah menikmati panggung.

Narada mulai terbawa suasana, wajahnya tersenyum menampilkan kekaguman melihat pakaian-pakaian mewah yang dikenakan para model. Pria tampan itu justru terkesima melihat senyuman yang alami dari seorang wanita yang sangat dia dambakan ini. Tatapan mata pria tampan ini mulai disadari oleh Narada. Ia menoleh melihat ke arah Alfi yang masih menatapnya dengan begitu intens dengan wajahnya yang sedikit merona.

"Apa yang kamu lihat?" Ketus pertanyaan Narada membuat pria itu semakin tersenyum lalu mendekati telinga Narada."

"Senyumanmu, ekspresi wajahmu dan kecantikanmu tak pernah berubah dan tetap sama seperti bertahun-tahun yang lalu." Pria itu berubah arah sekarang menghadap ke panggung sambil menikmati lampu sorot dan gemerlapnya pesta malam ini. Seperti angin yang berhembus semilir sangat terasa di daun telinga kanan Narada.

Seketika bulu kuduknya menegang, spontan kepalanya menoleh memandang pria yang sekarang fokus melihat ke panggung. Narada merasa aneh dengan semua ini, pria yang ditolak dan direndahkan harga dirinya harusnya marah. Harusnya melupakan perasaan itu dan mencari pengganti yang baru, atau jangan-jangan pria ini memang sedang balas dendam? Dia sedang membuat strategi untuk membuatnya luluh lalu setelah itu mencampakkannya dan meninggalkannya.

"Aku tidak boleh luluh dengan semua yang dilakukannya, anggap semuanya hanya ilusi dan dia hanya suami pengganti 500 juta, " Pikir Narada membatasi dirinya sendiri yang sebenarnya mulai tergerak karena ketampanan pria itu.

*Gimana udah seru belum ceritanya? Penasaran ga sama kisah selanjutnya? Yuk Baca Kisah selanjutnya di sini :

Baca bab 1 : Klik Disini!

Baca bab 2 : Klik Disini!

Baca bab 3 : Klik Disini!

Baca bab 4 : Klik Disini!

Baca bab 5 : Klik Disini!

Baca bab 6 : Klik Disini!

Download ebook lengkapnya di sini : Download!

Posting Komentar